Asalasah ~ Suyatno dan anak-anaknya rela meninggalkan pekerjaan demi membuat terompet. Setiap pergantian tahun, terompet karyanya beredar di sejumlah daerah wilayah Sumatera.

Kepada Harian Pagi Jambi Ekspres (Jawa Pos Group), dia mengatakan, keahlian yang dimiliki itu hanya dari iseng, ketika duduk di bangku SMA. Waktu itu melihat anak yang sedang bermain terompet. “Saya coba gunting-gunting kertas bekas sampul buku, ketika saya rangkai, bisa jadi terompet,” katanya.
Moment jelang pergantian tahun sangat dinanti Suyatno. Setiap jelang pergantian tahun dia bisa memasarkan sekitar 5.000 terompet. Pengerjaan dicicil jauh hari. Pria asal Bengkulu ini mengatakan, dalam pembuatan terompet, ia melibatkan istri dan empat anaknya. Satu anaknya betugas memotong kertas.
Dia dan dua anaknya yang lain merakit terompet dengan bentuk dan ukuran yang telah ditentukan. Sedangkan istrinya mengurus penjualan dan pengiriman.
“Setiap tahun modal sekitar Rp 1 juta, kita bisa meraup keuntungan mencapai Rp 60 juta. Ketika pergantian tahun selesai, anak-anak saya kembali beralih profesi. Kita menerima pembelian barang bekas,” pungkasnya
Baca Juga :
- Cacat Akibat Korek Telinga! TELINGA SEUMUR HIDUP TAK PERLU DIBERSIHKAN! Baca Ini
- Kisah Guru Cantik Tempuh 40 Km untuk Mengajar ke Sekolah
- Laknat dan Sombongnya Kaum LGBT, Menyewa Ibu; membeli Tuhan
Asalasah | Sumber: http://www.wawker.com/2018/01/pengakuan-penjual-terompet-tahun-baru.html