Bahas Lebih Detail Saham Merdeka Copper and Gold (MDKA), Perusahaan Apa sih?

AsalasahA. Sesuai namanya, Merdeka Copper and Gold. Perusahaan fokus pada bisnis tambang tembaga dan emas. Ke depan MDKA bakal merambah ke pertambangan nikel, baik upstream hingga downstream.

Saham Merdeka Copper and Gold (MDKA - asalasah.com

Saham Merdeka Copper and Gold (MDKA - asalasah.com


Saham Merdeka Copper and Gold (MDKA - asalasah.comSaham Merdeka Copper and Gold (MDKA - asalasah.com



B. Saat ini MDKA memiliki 6 aset portofolio.

Tiga diantaranya telah berproduksi, yaitu :
1) Tujuh Bukit Gold Mine, di Banyuwangi.
Produksi emas pertama di 2017. Rata-rata EBT marginnya berkisar 35-45%. Tahun 2021 EBT margin 27%.
Kinerja 1H 2022 :
Revenue = USD 146,92 juta
Produksi = 69.783 oz (ASP = USD 2105/oz)
Cash cost = USD 693/oz; AISC = USD 961/oz
EBT = USD 104,76 juta (EBT margin mencapai 71%)
Guidance untuk FY 2022 = Target produksi 100-120 ribu ounces emas, dengan AISC USD 1000-1200/oz

2) Wetar Copper Mine, Maluku
Baru diakuisisi 2018. Perusahaan baru berhasil menggenjot produksi pada tahun 2021 kemarin. Dari 20 titik eksplorasi, baru 3 titik yang berjalan sehingga potensi upside produksinya masih besar.
Kenapa EBT margin historis Wetar Project rendah? Selalu di bawah 10%. Namun tahun 2021 kemarin berhasil meningkat menjadi 12%.
Jawabannya : Ternyata terdapat fixed cost yang membebani kinerja Wetar Project. Ternyata di sana belum terjangkau jaringan PLN sehingga perusahaan full mengandalkan genset diesel. Diperlukan skala produksi yang besar untuk meminimalisir fixed cost tadi.
Kinerja 1H 2022 :
Revenue = USD 99 juta
Produksi = 9951 ton (ASP = USD 4,5/lb)
Cash cost = USD 2,39/lb; AISC = USD 3,15/lb
EBT = USD 28,1 juta (EBT margin lompat menjadi 28%)
Guidance untuk FY 2022 = Target produksi 18-22 ribu ton tembaga, dengan AISC USD 3,2-3,6/lb.

3) Merdeka Battery Materials (MBMA), akan dibahas lebih lanjut di bawah.

Sementara 3 di antaranya merupakan growth assets berupa proyek yang belum berproduksi.
4) Tujuh Bukit Copper Project
Di atas eksplorasi emas, di bawahnya lagi studi tambang tembaga, mantapppp 👍
Targetnya PFS bakal selesai di Q1 2023.

5) Pani Gold Project, di Gorontalo. Ownership = 70%
Pani digadang-gadang menjadi long life dan low cost gold mine dengan potensi produksi lebih dari 250koz per tahun dalam jangka waktu lebih dari 15 tahun.
Feasibility study diperkirakan selesai pada 2023. Sedangkan Pani ditargetkan mampu memproduksi emas pertamanya pada paruh kedua tahun 2025

6) AIM Project, di Morowali. Ownership = 80%




C. Mengapa perusahaan profitable, tapi tidak bagi dividen?
Simpel saja. MDKA masih membutuhkan banyak pendanaan untuk berbagai proyek baru yang dikembangkan.

D. Laba MDKA 1H 2022 melejit 152% YoY.
Bisa dilihat pada CALK no (47) 1H 2022, terdapat tambahan signifikan dari segmen operasi proyek nikel. Dimana net revenuenya hampir menyamai Wetar Project, dengan EBT margin sekitar 11%. Tambahan pendapatan hasil penjualan NPI dari entitas anak, yaitu MBMA.

E. Strategic Partnership dengan CATL
CATL tidak hanya masuk sebagai pemilik minoritas di MDKA. Namun sebagai partner strategis perusahaan dalam usahanya merambah ke dalam battery metals value chain di Indonesia.




F. MBMA IPO?
Saya agak terkejut tatkala seseorang yang hadir menanyakan perihal kemungkinan IPO dari entitas anak, yaitu MBMA 😂
Apa jawaban manajemen?
MBMA telah memiliki manajemen sendiri. Ke depan, ada kemungkinan MBMA spin off menjadi entitas tersendiri 🤔 Sehingga MDKA bakal fokus penuh di segmen emas dan tembaga, sedangkan segmen nikel dengan potensi luar biasa bakal dihandle MBMA.

MBMA memang sangat menarik menurut saya. Lebih dalam lagi, saya kesampingkan NPI dulu lah ya. Ini terkait dengan potensi EV dan cadangan nikel Indonesia (lebih lengkapnya tentang nikel sudah pernah saya tulis https://stockbit.com/post/9576212 ).

Limonit dari SCMM masuk ke HPAL, diolah menjadi bahan baku baterai listrik.
Saprolitnya, tidak hanya diolah jadi NPI. Ada yang dijadikan Nikel matte, yang kemudian bisa diolah lagi menjadi bahan baku baterai listrik.

SCMM merupakan tambang nikel terbesar yang belum beroperasi, dengan cadangan nikel hampir mencapai 14 juta ton. Nantinya downstream (HPAL, RKEF) diupayakan sedekat mungkin dengan tambangnya. Untuk proyek IKIP di Konawe, rencana HPAL dibangun di dalam area SCMM pada 2025 nanti.

G. Terkait resiko smelter HPAL yang pernah saya tulis di postingan tentang nikel kemarin. Berkaca dari pembangunan smelter yang sudah berjalan (HPAL milik Harita Group di Pulau Obi, dan HPAL milik Haiyou—kerjasama dengan $INCO) yang masih ok, manajemen memperkirakan resiko terkait kesuksesan pembangunan smelter bisa diminimalisir di kemudian hari.
Selain itu, untuk faktor ESG ya begitulah 🙂

H. Nah, untuk valuasinya MDKA sekarang gimana nih?
Kalau mau agak pusing sedikit, kita bisa hitung valuasi MDKA dengan metode SOTP (tapi saya males ngitungnya karena repot 😂 ).
Untuk proyek yang sudah berjalan, Tujuh Bukit dan Wetar, memakai metode DCF.
Untuk MBMA, segmen NPI, sama memakai DCF juga.
Untuk proyek yang belum berjalan, sementara kita pakai EV/Resources. Bandingkan dengan angka akuisisi tambang di berbagai belahan dunia. Gimana?

Harusnya sih kalo udah paham detail tentang bisnis MDKA gak perlu mempersulit diri dengan cara di atas ya 😀

Asalasah | Sumber:  https://stockbit.com/#/post/9698504
Maverick Unemployed, but i am happy

Belum ada Komentar untuk "Bahas Lebih Detail Saham Merdeka Copper and Gold (MDKA), Perusahaan Apa sih?"

Posting Komentar

Tidak Ada tempat untuk KOMENTAR SPAM!!! Akan saya cek setiap hari

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel